Aneka Produk Kajeng Muni
![]() |
Kalender Balok Model Wayang Kepala 1 & Kepala 2 |
![]() |
Tatakan Gelas Model Kelinci |
![]() |
Tatakan Gelas Model Rusa |
![]() |
Tatakan Gelas Model Kupu- Kupu & Gajah |
![]() |
Kalender Balok Model lainnya |
![]() |
Kalender Balok Model Wayang Siap di Package |
![]() |
Topeng Batik Kayu |
![]() |
Pisau Surat Ready Package |
![]() |
Stand Wayang |
![]() |
Tempat HandPhone Model Kursi Goyang |
![]() |
Tempat Kartu Nama & Pensil |
![]() |
Tempat HandPhone |
Untuk lebih jelasnya ( harga, jenis model lainnya, kualitas), dapat menghubungi nomor dibawah ini :
081-8026-62-994 ( Bapak Harjono)
Atau anda dapat langsung berkunjung di Sanggar Kajeng Muni yang beralamatkan :
Desa Krebet, RT 03, Sendang Sari, Pajangan, Bantul.
Sejarah Kajeng Muni
Bapak Harjono (Owner Sanggar Kajeng Muni) |
Sebelum
mendirikan Sanggar Kajeng Muni ini, Pak Harjono bekerja sebagai pengrajin kayu
pada PT. TUNGGAK SEMI. PT. TUNGGAK SEMI memberikan Pak Harjono inspirasi untuk
mendirikan usaha sendiri yang bernama Kajeng Muni. Kajeng Muni didirikan pada
Agustus 2000 berdasarkan kepercayaan dan keahlian yang ada. Nama ‘Kajeng Muni’
sendiri Pak Harjono katakana berasal dari pemberian abdi dalem kraton. ‘Kajeng
Muni’ dalam bahasa Indonesia diartikan ‘agar berbunyi’. Harapan Pak Harjono
dengan nama tersebut, sanggarnya dapat bergaung dan bergema sehingga dikenal
oleh seluruh negeri dengan didasari prinsip kejujuran dan kreatifitas.
Seiring berjalannya waktu, perusahaan Pak Harjono semakin berkembang dan mulai menerima banyak pesanan. Banyak produk kerajinan yang dihasilkan oleh Sanggar Kajeng Muni, diantaranya : Kalender Balok (Produk Ciri Khas Sanggar Kajeng Muni), Miniatur Lemari Pyramid/Rujen/Oval, Frame Foto, Tatakan Gelas, Kotak Pensil, Stand Wayang, Kotak P3K, Hanger/Gantungan Baju, Sampul Buku, Gantungan Kunci, Tempat Handphone, Tempat Tissue, Rono/Kaca, Tempat CD, dan Baki. Berkat ketekunan beliau, akhirnya dapat menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan besar, seperti PT. ASTA KRIYA. Hasil yang beliau dapat dari kerjasama tersebut cukup lumayan. Hubungan bisnis dan hubungan kekeluargaan pun terjalin baik. Pak Harjono sangat bersemangat dalam menjalankan usahanya hingga beliau mengikuti beberapa pameran untuk memperkenalkan produknya. Sanggar Kajeng Muni pun menjadi mitra binaan AMP-YKPN. Pak Harjono juga mengatakan bahwa beliau pernah juga mendapatkan pendampingan dari Universitas Sanata Dharma dalam bentuk Pelatihan Bahasa Inggris dan Penggunaan Internet. Banyak pelatihan, pendampingan dan seminar tersebut beliau gunakan untuk mengembangkan usahanya.
![]() |
Tempat Handphone |
![]() |
Tempat Handphone Model Kursi Goyang |
Sampai saat ini kira-kira sudah ada 17 macam produk yang dihasilkan oleh sanggar ini. Pak Harjono mengatakan bahwa beliau mendapatkan ide membuat karya-karya tersebut dari hasil pengamatan beliau terhadap alat-alat rumah tangga yang fungsional. Berikut beberapa jenis kerajinan beserta kisaran harganya :
- Kalender Balok = Rp 7.500 - 12.500
- Miniatur Lemari = Rp 65.000 - 75.000
- Tatakan Gelas (1 set isi 6) = Rp 25.000 – 45.000
- Kotak Pensil = Rp 17.500 – 22.000
- Stand Wayang = Rp 2.000 – 3.000
- Kotak P3K = Rp 65.000
- Hanger/ Gantungan Baju = Rp 15.000
- Sampul Buku = Rp 12.000
- Gantungan Kunci = Rp 3.000 – 4.000
- Tempat HP = Rp 15.000 – 20.000
- Frame Foto = Rp 17.500 – 35.000
- Tempat Tissue = Rp 20.000 – 35.000
- Tempat CD = Rp 65.000
- Rono = Rp 150.000 – 240.000
- Baki (1 set isi 3) = Rp 13.500 – 35.000
Desa Wisata Kerajinan Batik Kayu Krebet
Krebet adalah
sebuah desa yang terletak di daerah kabupaten Bantul, Dusun Krebet, Desa
Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Bantul, Yogyakarta, dimana daerahnya masih
bertanah kapur dan banyak ditumbuhi pohon-pohon jati. Perjalanan ke Desa Wisata
Krebet dapat dilakukan dengan melewati Jalan Bantul menuju arah selatan
melewati Desa Wisata Kasongan. Dilihat secara geografis letak desa Krebet
berada di dataran tinggi yang tanahnya mengandung zat kapur sehingga jarang
peminat lahan disana, masih terbatasnya lampu-lampu penerangan jalan, dan
keminimalan masyarakat akan perkembangan ataupun pemahaman akan teknologi.
Tetapi dengan
keadaan yang seperti ini, di Desa Krebet terselip cerita tentang penduduk yang
berusaha untuk memajukan daerahnya. Awalnya masyarakat Krebet mengandalkan
pertanian sebagai sumber mata pencaharian. Tetapi karena kegiatan pertanian
hanya berlangsung musiman dan mengandalkan pengairan tadah hujan serta keadaan
tanahnya yang tandus, maka warga setempat mengembangkan keahlian lain dengan
membuat barang-barang kerajinan dari kayu yang dibatik.
Seiring dengan
berjalannya waktu, banyak warga dan hampir mayoritas warga desa krebet
berprofesi sebagai pengrajin kayu. Berkat ketekunan dan kegigihan para
pengrajin akhirnya perlahan-lahan Desa Krebet mulai dikenal orang. Dari
situlah Krebet menunjukkan
perkembangannya. Para pengrajin memberikan istilah sanggar untuk menyebut tempat
usahanya.
Jika batik yang
kita kenal biasanya digambar di atas kain, maka batik yang dihasilkan oleh
warga Dusun Krebet adalah di atas kayu. Warga Krebet
memanfaatkan kayu sebagai media untuk membatik hingga mampu menghasilkan
karya-karya cantik bernilai tinggi yang banyak diminati oleh wisatawan domestik
maupun manca negara.
Berbagai produk kerajinan yang dihasilkan oleh warga Krebet
adalah seperti dakon, kalender balok, tatakan gelas, topeng, wayang, almari, aksesoris
rumah tangga (hanger/gantungan baju), patung kayu, kotak perhiasan, dan hiasan
batik kayu lainnya dengan kisaran harga mulai dari yang murah hingga mahal.
Untuk pemasarannya pun tidak hanya di dalam negeri, tetapi telah merambah pasar
manca negara.
Selain itu, Desa wisata Krebet juga menawarkan fasilitas homestay bagi wisatawan yang ingin
mengenal lebih jauh tentang proses pembuatan kerajinan batik kayu atau sekedar
ingin menikmati suasana alam pedesaan Krebet yang masih asri. Salah satu
sanggar/industri kerajinan batik kayu yang menawarkan fasilitas homestay adalah sanggar milik Bapak
Harjono, ‘Sanggar Kajeng Muni’.Sanggar Kajeng Muni milik Bapak Harjono ini tepatnya
berlokasi di RT 03, Sendangsari, Pajangan, Bantul.